KALSIUM BURUNG |
Tulang dan paruh menjadi agak lembek dan mudah patah. Adapun induk betina sering mengalami kegagalan dalam bertelur, bahkan anak-anak yang menetas pun akan mengalami kelainan tulang dan paruh. Kali ini hanya fokus pada pengaruh kalsium sebagai menu wajib dalam penangkaran burung.
Dalam konteks breeding, burung betina yang dijadikan indukan memang perlu mendapat perhatian ekstra. Ia seperti seorang ibu pada manusia. Tanpa keberadaannya, sel sperma (spermatozoa) burung jantan akan sia-sia. Tanpa burung betina, tidak akan pernah ada telur yang dihasilkan, dan otomatis tak akan pernah ada piyik atau anakan yang menetas.
Kondisi Telur tidak normal |
Mengapa kebutuhan kalsium harus terpenuhi? Sebab, mineral ini digunakan untuk membentuk cangkang atau kerabang telur. Burung betina yang kekurangan kalsium (hypocalcaemia) akan mengeluarkan telur dengan kerabang tipis, lembek, dan mudah pecah.
Hal ini masih terkait dengan proses pembentukan kerabang telur, selain untuk maintenance seperti mengganti sel-sel yang rusak / aus dengan sel-sel baru, khususnya pada tulang dan paruh.
Pada sebuah penangkaran, misalnya penangkaran kacer dan murai batu, induk betina sebelum memulai proses bertelur akan mencari bahan pakan yang kaya kalsium. Ini berbeda dari burung pemakan biji-bijian, yang bisa mendapatkan kalsium dari grit ataupun tulang sotong.
Pada burung kicauan seperti murai batu dan kacer, kebutuhan kalsium bisa didapatkan dari pemberian kulit / cangkang telur yang terlebih dulu dihancurkan.
Selain cangkang telur yang dihaluskan, Anda juga bisa memanfaatkan sumber kalsium lainnya yang dihaluskan seperti kulit tiram, kulit kepiting, udang, laba-laba kecil, siput kecil / bayi siput, dan sejenisnya. Bahan pakan alami ini bisa diberikan dalam jumlah secukupnya, jangan sampai berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar