Rabu, Maret 04, 2015

Kalsium berperan besar dalam membentuk kulit telur

Kulit telur merupakan hal utama yang dapat dipakai oleh konsumen untuk menilai penampilan sebutir telur secara eksterior. Telur yang berpenampilan menarik akan memberikan nilai plus dan mampu memikat konsumen. Sebutir telur terdiri atas : kuning telur (yolk) 31%, putih telur (albumin) 59% dan kulit telur 10%. Walaupun keberadaannya hanya 10%, tetapi dari penampilan kulit telur itu kita sudah dapat menerka keadaan pakan yang diberikan kepada ayam



Telur yang sehat

Kalau komposisi pakan cukup kandungan gizinya maka efeknya terhadap kulit telur atau pada telur secara keseluruhan juga akan baik.

Menurut Armen H.P (1991), kalsium merupakan unsur yang paling esensial dalam pembentukan kulit telur dan pada kulit sebutir telur terdapat sekitar 2 gram kalsium. Kalsium tersebut dalam bentuk karbonat (CaCO3/, yang terbentuk dalam jaringan kulit di dalam saluran oviduct ayam. Jadi ada dua ion yang berperan dalam kesempurnaan kulit telur,  yaitu ion kalsium dan ion karbonat.

Pembentukan kalsium karbonat ini berhubungan erat dengan ketersediaan kalsium dalam darah, karbondioksida dan ion bicarbonat darah. Karbondioksida, selain berasal dari darah juga berasal dari metabolisme sel-sel di dalam kelenjar kulit telur, sedangkan ion bicarbonat diduga juga membantu pembentukan ion karbonat kulit telur.

Bicarbonat merupakan gabungan dari senyawa karbodioksida (CO2) dan air (H2O), dan dalam pembentukannya dipengaruhi oleh enzim carbonic anhydrase.

Kalsium dan pembuatan telur

Untuk mempercantik penampilan kulit telur, mutlak diperhatikan kandungan kalsium dalam ransum. Sumber kalsium terutama adalah tepung tulang, kulit kerang, kapur, tepung ikan atau bahan yang diramu dalam bentuk grit.

Selain itu, harus diperhatikan pula keseimbangan antara kalsium dan pospor, dimana perbandingannya adalah 2 : 1. peranan Ca dan P saling terkait dan mempunyai hubungan yang menunjang satu sama lainnya.

Disamping itu penggunaan Ca dan P akan lebih efisien bila dalam ransum cukup mengandung vitamin D. Vitamin D ini diperlukan untuk mengabsorbsi unsur kalsium dalam tubuh ayam.

Pemberian Ca dan P dalam ransum dapat dikurangi bila kadar vitamin D yang diberikan cukup.Pembuatan kulit telur dimulai dengan dilepasnya kuning telur (yolk) dari ovarium ke oviduct. Di infundibulum yang merupakan bagian pertama dari oviduct, kuning telur diterima dan dalam waktu 15 menit dikirim lagi ke magnum.

Di magnum inilah disekresi cairan putih telur (albumin), yang kemudian dalam waktu 75 menit telur akan memasuki bagian terakhir oviduct yaitu istmust. Di istmust ini telur mengalami tambahan air dan garam-garam mineral. Selain itu terjadi pembentukan selaput tipis kulit telur (inner danouther shell). Di uterus barulah terjadi pembentukan kulit telur yang keras (egg shell), berupa kalsium karbonat. Kalau keadaan di uterus kurang menguntungkan, seperti terganggunya produksi karbonat dalam cairan uterus, akibat kurangnya input kalsium dari makanan maka telur yang dihasilkan terutama kulitnya akan mengalami kelainan.Prosentase pemberian Ca dalam ransum dipengaruhi oleh : keadaan produksi telur per ekor ayam (flock ayam), jumlah konsumsi ransum oleh ayam dan kadar P dalam ransum.

Pemberian Ca yang terlalu banyak dalam ransum akan menyebabkan terjadinya penimbunan kalsium pada kulit telur sehingga kulit telur terlihat tidak rata.

Sebaliknya defisiensi Ca akan menyebabkan kulit telur yang dihasilkan berkulit tipis dan lembek, selain itu ayam juga sering mematuk atau memakan telurnya sendiri bila kekurangan Ca.

Selain dari kekurangan Ca, kulit telur yang tipis juga disebabkan oleh temperatur panas yang terus-menerus. Karena pada waktu panas terjadi peningkatan pengeluaran panas dengan cara penguapan air melalui saluran pernafasan, sehingga menyebabkan berkurangnya ion CO2 dan HCO3- dalam darah.

Kedua ion ini akan menyebabkan rendahnya daya buffer ion-ion tersebut. Akibatnya daya buffer ion hidrogen yang diperoleh selama pembentukan kulit telur juga akan melemah

Hal itu mempengaruhi produksi ion karbonat dalam cairan uterus, sehingga jumlah ion karbonat tidak cukup untuk mensuplai pembentukan kalsium karbonat (CaCO3) yang berlangsung di uterus.

Itulah mengapa pada peternakan yang kurang baik manajemennya di daerah tropis menghasilkan telur yang berkulit tipis dan lembek.

Karena pada sebutir terkandung kalsium sebanyak 2 gram, maka kebutuhan ayam terhadap unsur ini sangat tinggi. Oleh sebab itu dianjurkan pada peternak untuk dapat memperhatikan kandungan kalsium dalam ransum ternaknya. Hal ini dimaksudkan untuk mengimbangi selera konsumen yang tentunya selalu mengharapkan telur-telur yang dijual di pasaran mempunyai ketebalan yang baik dan tahan terhadap penetrasi mikroorganisme.

sumbernya:www. poultryindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar